Rabu, 06 Maret 2024

Seperti Apa Disiplin Positif?

Saya mengikuti program guru penggerak, ada salahsatu materi bahasan mengenai disiplin positif. Materinya sangat bagus, sangat mendidik, dan juga memberikan pandangan lain dari yang sebelumnya jika ada kesalahan langsung mendapat hukuman menjadi penyesuaian sikap terhadap siswa sesuai dengan kondisi yang dialami secara bijaksana. Misal : saat pelajaran olahraga, ada siswa yang kesiangan, gurunya langsung menghukum lari 10 menit. Ini bagus, masih berkaitan dengan pelajarannya, namun jangan lupa sebelumnya tanya dulu kenapa kesiangan?! Jika ada hal lain dan itu bisa diterima akal sehat, gunakan kebijaksanaan dan mempersilahkan siswa langsung ikut bergabung belajar bersama. Tetapi jika alasannya tidak logis, maka lakukan punshmen seperti contoh di atas.

Contoh kasus, bukan disiplin positif adalah :
1. ketika siswa datang terlambat ke kelas, saat itu pelajaran matematika, siswa disuruh push up 10 x, atau menulis "saya berjanji tidak akan kesiangan lagi" sebanyak 2 lbar misal. Itu salah.
2. Ketika siswa tidak bisa menjawab soal, kemudian berdiri, jelas itu salah.
3. Ketika siswa ada yang berisik atau berbuat gaduh di kelas, langsung dimarahi dan disuruh push up. Salah juga.
4. Ketika siswa salah memakai sepatu, misal sepatu warna putih, dilarang. Disita dan baru dikembalikan saat mau pulang. Itu salah.
5. Ketika tidak mengerjakan PR, disuruh keluar kerjakan PR dulu, nanti dia bisa ketinggalan materi bahasan. Itu kurang tepat.
6. Ketika guru masuk kelas, banyak sampah, semuanya dihukum membersihkan seluruh lingkungan sekolah. Itu tidak tepat.
7. Ketik seragam siswa dikeluarkan, dihukum push up, itu salah.
8. Siswa berambut panjang, langsung dicukur secara tidak teratur. Itu kurang tepat.

Contoh Disiplin Positif  :
1. Siswa datang terlambat, suruh masuk, mempersilahkan duduk, mengajak mengikuti KBM. Baru setelah selesai mengajar dipanggil ditanya alasannya. Jika karena hal lain dan itu masuk akal, maka diberi nasehat saja. Jika alasannya tidak jelas dan diada-adakan, maka berikan disiplin positif yang sesuai misal pemberian sanksi berupa nasihat dan teguran. Kemudian berkomunikasi dengan wali kelas, wali kelas menyampaikan kepada kepala sekolah, jika perlu orang tua juga dihubungi.
2. Ketika siswa tidak bisa menjawab soal, maka apresiasi dengan memberi semangat "ya... semangat belajar lagi ya, tidak apa-apa namanya juga belajar" kemudian memberikan kesempatan kepada yang lain untuk mencoba mengerjakan.
3. Ada yang berbuat gaduh, ditegur saat itu juga namun dengan tidak memakai nada yang tinggi, dengan lembut saja "hallo, ada apa ya disana sepertinya ada yang lebih seru dari ibu atau bapa, tolong perhatikan ya, supaya yang lain juga dapat menyimak dan nyaman belajar", setelah itu baru dipanggil, melaporkan kejadian kepada wali kelas.
4. Sebaiknya sepatunya dipakai saja dulu, beri peringkatan dan memberi tahu wali kelas dan orang tua siswa. Menjelaskan dengan baik bahwa peraturan sekolah menegaskan untuk memakai sepatu hitam saja untuk keseragaman dan keserasian.
5. Belum mengerjakan PR. Dipanggil setelah KBM selesai, ditanya alasannya, diberi nasehat, diberikan waktu untuk mengerjakan di rumah dan dikumpulkan esok hari.
6. Intruksikan untuk memungut sampah dulu dan membersihkan ruang kelasnya oleh seluruh siswa. Berikan nasehat tentang kebersihan dan konsekuensi berikutnya jika seperti ini lagi maka akan apa. Misal jika kelas berantakan lagi maka akan membersihkan seluruh area lingkungan sekolah.
7. Langsung intruksikan masukan, beri nasehat. Jika terus berulang maka lakukan perjanjian konsekuensi dengan mereka, apa yang akan dilakukan jika bajunya tetap dikeluarkan. Konsekuensi ini disepakati oleh kedua belah pihak.
8. Diberi peringatan dahulu supaya rambutnya dirapihkan dan kesepakatan konsekuensi serta disepakati bersama, jika besoknya masih sama, maka akan dirapihkan di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teacher as Leader of Change "Menginspirasi dan memberi Kekuatan"

Teacher as Leader of Change "Menginspirasi dan memberi Kekuatan" Jika anda seorang guru dan menganggap guru adalah suatu pekerjaan...