Tugas guru bukan sekedar mengajar dan administratif, melainkan mendidik anak-anak untuk membantu dalam tumbuh kembangnya, potensinya, psikologisnya, pubertasnya, sehingga ia mampu memahami dirinya sebagai individu yang harus terus belajar, memahami nilai-nilai kehidupan dan mempraktikannya sebagai insan yang berbudi pekerti dan penerus generasi bangsa yang mampu mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik.
Guru harus terus belajar, mengikuti perubahan dan perkembangan zaman agar mampu mendidik para siswa sesuai dengan apa yang sedang mereka minati, viral, dan hal-hal yang berkaitan dengan pergaulannya saat ini. Kita tahu bahwa arus globalisasi begitu cepat, informasi dapat diakses dengan cepat, jika anak tidak diberikan pemahaman maka akan terjerumus kepada hal-hal yang negatif dan tidak bermanfaat. Untuk itu pentingnya peran guru, bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan melainkan lebih penting bagaimana membentuk karakter peserta didik yang mampu mengendalikan teknologi, yang mampu mengendalikan waktu, yang mampu menjadi owner bagi perangkat lunak yang dimiliki bukan menjadi budak teknologi yang terus-terusan dimanjakan dengan game, dan sosial media yang sangat beragam kontennya.
Guru harus update dan upgrade, karena guru adalah jembatan yang menghubungkan masa kini dengan masa depan. Dimana para generasi saat ini, akan menjadi tulang punggung bangsa 10-15 tahun ke depan, tepatnya tahun 2045 yang disebut sebagai generasi emas, usia produktif lebih banyak dan berpeluang menjadi aktor-aktor utama dalam kemajuan suatu bangsa. Tentunya, anak-anak saat ini harus dikenalkan, diberi pemahaman dan dididik menjadi manusia-manusia yang berhati mulia, empati, peduli, pekerja keras dan berpikir cerdas. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW: "Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh anggota tubuhnya, dan jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati." .
Jika anak didik kita akhlaknya baik, maka akan membawa kebaikan pada sesama dan akan tercipta suatu peradaban yang sholeh dan sholehah yang memimpin negara ini dengan ketulusan dan cinta. Sehingga tidak ada lagi korupsi, makan harta dan hak orang lain, keserakahan, cinta dunia (hubbud dunia), ketidakpedulian serta kemaksiatan yang dianggap suatu kewajaran, naudzubillahimindzalik.
Mari para guru, kita kerahkan segala upaya untuk mendidik anak-anak generasi yang berakhlakul karimah. Sehingga akan mewarisi nilai-nilai kebajikan dan pemimpin-pemimpin yang adil dan dermawan. Semoga Allah mudahkan kita menuju harapan dan cita-cita yang diinginkan. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar